Jumat, 08 Mei 2009

Catatan Kolom Usai MUNAS

Kita baru saja menyelesaikan Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka yang diadakan di Kompleks Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, pada tanggal 15 sd 18 Desember 2008. Munas telah menghasilkan berbagai keputusan penting, termasuk terpilihnya Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) masa bakti 2009-2013.


Kakak kita, Prof. Dr. dr. Azrul Azwar, MPH, yang akrab dipanggil Kak Azrul, telah terpilih kembali sebagai Ketua Kwarnas. Bersama anggota tim formatur, Kak Azrul juga telah berhasil menyusun kepengurusan Kwarnas masa bakti 2009-2013. Saat ini, masih menunggu pelantikan pengurus baru itu oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang sesuai Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, juga merupakan Pramuka Utama dan Ketua Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka.


Kini, kita juga sudah memasuki Tahun Baru 2009. Tanpa terasa, beberapa saat lagi Gerakan Pramuka akan merayakan ulang tahunnya yang ke-48. Itu berarti dua tahun lagi, tepatnya 14 Agustus 2011, Gerakan Pramuka akan mencapai Tahun Emas, 50 tahun, atau sebutan dalam Bahasa Inggris-nya, Golden Jubilee.


Sebelum itu, mulai tahun ini, sudah sepantasnya kalau kita semua yang aktif di Gerakan Pramuka, ikut mempersiapkan diri menyambut Tahun Emas itu. Bukan sekadar merayakan dengan besar-besaran, tetapi yang terpenting adalah menjadikan Gerakan Pramuka sebagai gerakan pendidikan di luar lingkungan keluarga dan di luar lingkungan sekolah, yang benar-benar terasa manfaatnya bagi anak-anak dan remaja Indonesia.


Itulah sebabnya, seperti yang juga diingatkan Kak Azrul, Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Pramuka 14 Agustus 2006, harus terus dilanjutkan dan dikembangkan.


Revitalisasi itu bukan hanya dilakukan di tingkat pengurus Kwartir, tetapi juga harus menyentuh sampai ke gugus-gugusdepan Pramuka di manapun berada. Di antaranya, menjadikan Gugusdepan (Gudep) bukan hanya terdaftar dan ada nomor-nya saja, tetapi benar-benar memiliki kegiatan. Gudep yang berpangkalan di sekolah, juga harus didorong untuk tidak saja berkegiatan untuk mengisi jam pelajaran sekolah, tetapi aktif pula dengan kegiatan di luar jam sekolah.


Keberadaan Pembina Pramuka juga harus diperhatikan. Selain jumlahnya yang harus ditambah agar sesuai dengan jumlah peserta didik di masing-masing Gudep, kualitas Pembina Pramuka harus pula ditingkatkan. Banyak caranya, termasuk melalui berbagai kursus kepramukaan.


Di luar itu, para Pembina Pramuka juga harus mengembangkan dirinya masing-masing. Memang, kalau melakukannya sendiri terasa berat atau kurang bersemangat. Jadi, mengapa tidak mengembangkan diri bersama-sama? Misalnya, para Pembina Pramuka di satu atau dua Gudep yang berdekatan. Dapat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan formal di sela-sela latihan di Gudep masing-masing, maupun pertemuan informal. Bisa dengan bertatap muka langsung dan berbagi (sharing) ilmu atau keterampilan dan kecakapan yang dimiliki, namun dapat juga dengan pertemuan informal tanpa harus bertatap muka langsung.


Saat ini, telepon genggam telah ada di hampir semua pelosok Indonesia. Selain bercakap-cakap mengenai kepramukaan melalui telepon genggam, dapat juga dengan saling berkirim pesan pendek (SMS). Bagi yang memiliki komputer dan jaringan internet, sharing mengenai kepramukaan juga bisa dilakukan dengan saling berkirim e-mail, chatting, sampai video conference.
Kalau tak ada? Manfaatkan sarana komunikasi yang ada. Surat, papan pengumuman atau majalah dinding di Gudep, atau lainnya. Intinya, jangan malu dan ragu untuk berkomunikasi. Jangan pula malu dan ragu untuk mengembangkan diri, karena manfaatnya bukan hanya bagi para Pembina Pramuka itu, namun juga bagi para peserta didik dan Gerakan Pramuka keseluruhan.(BDHS) *)____ kang rokhim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar